Disaat badan terasa lemas, jiwa terasa lelah bertatapan dengan nasib yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya maka "Buku" bisa jadi obat dibanding harus mengeluhkan nasib pada seseorang yang kau cintai yang tak lagi berdiri disampingmu.
Sebuah buku berjudul “
THE HUNDRED SECRET SENSE : seratus indra rahasia” dikarang oleh AMY TAN.
Meyadarkanku bahwa
kenangan adalah sesuatu yang pasti yang kita miliki, sedangkan hari depan
hanyalah sebuah ketidak pastian.
Terima kasih untukmu
NADIAH...Karena aku pernah mengenalmu juga memilikimu.
Kutipan I :
“Cinta itu rumit”, tak
pernah biasa-biasa saja. Kau takkan pernah terbiasa dengannya. Kau harus
berjalan bersamanya, lalu membiarkannya berjalan bersamamu. Kau takkan pernah
bisa menolak. Cinta menggerakkanmu seperti air pasang. Ia membawamu jauh ke
tengah laut, lalu mengembalikanmu kepantai. Derita pergumulan hari ini adalah
fondasi untuk perjalanan selanjutnya. Kau bisa melarikan diri darinya tetapi
kau takkan pernah bisa berkata tidak. Cinta mencakup semua orang. “Aku masih
mempercayainya”.
Kutipan 2 ;
“Dunia bukanlah suatu
tempat melainkan keluasan jiwa.” Jiwa tidak lebih dari kasih, tanpa batas,
tanpa akhir, dan segala sesuatu yang menggerakkan kita menuju pengetahuan
tentang apa yang benar. Aku pernah menyangka bahwa cinta seharusnya hanya
membawa kebahagiaan. Sekarang aku tahu cinta juga berarti kekhawatiran,
dukacita, pengharapan, dan percaya. Percaya pada ia yang telah hilang berarti
percaya bahwa cinta tidak pernah padam. Bila orang-orang yang kita kasihi pergi
meninggalkan kita, mereka hanya hilang dari panca indra kita. Bila kita ingat,
kita bisa menemukan mereka kapan saja melalui keseratus indra rahasia kita.
Kutipan 3;
Sudah hampir setahun ini
aku berpikir tentang Nadiah, mengapa ia muncul dalam kehidupanku, dan mengapa
ia meninggalkanku. Juga aku teringat perkataannya akan kesulitan di masa depan
bahwa persoalan yang akan kami hadapi di hari depan pasti akan semakin berat
juga perkataannya tentang nasib yang menunggu saatnya menjadi kenyataan. Aku
tahu setahun cukup untuk melapis kenangan tentang apa yang dahulu terjadi
dengan yang mungkin terjadi. Itu baik-baik saja, sebab sekarang aku percaya
bahwa kebenaran bukan terletak pada logika melainkan pada pengharapan, baik di
masa lalu maupun masa mendatang. Aku percaya pengharapan bisa membawa kejutan.
Pengharapan mampu mengatasi peluang yang kurang baik, berbagai
jenis kontradiksi, dan yang pasti, pemikiran orang skeptic yang mengandalkan
bukti melalui fakta